Autumn Falling Leaves

Selamat datang di blog kami!! Semoga bermanfaat.. Jangan lupa Like & Comenntnya yaa.. Terimakasih....

Mengembangkan bidang karir berbasis ICT

Kamis, 18 Mei 2017

Mengembangkan bidang karir berbasis ICT

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu, dilaksanakan melalui berbagai macam layanan. Jaman semakin berkembang, layanan tidak hanya dapat dilakukan dengan tatap muka secara langsung, tapi juga bisa dengan memanfaatkan media atau teknologi informasi yang ada. Tujuannya adalah tetap memberikan bimbingan dan konseling dengan cara-cara yang lebih menarik, interaktif, dan tidak terbatas tempat, tetapi juga tetap memperhatikan azas-azas dan kode etik dalam bimbingan dan konseling.
Dengan penggunaan Tekhnologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam layanan Bimbingan dan Konseling diharapkan dapat membantu dan memudahkan guru Bimbingan dan Konseling ataupun Konselor dalam  melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai konselor baik dalam  pendataan maupun dalam menangani masalah-masalah perkembangan siswa maupun pendataan awal dalam menangani kasus. Teknologi informasi dan komunikasi merupakan media dalam pelaksanaan program layanan bukan tujuan layanan, maka pemanfaatannya sebagaimedia untuk melakukan pendekatan-pendekatan, pemberian informasi, promosi, konsultasi dan masih banyak lagi. Untuk hasil yang memuaskan maka konselor diharapkan dapat berperan sebagai operator dan memahami fungsi dan peran teknologi dalam pelaksanaan tugasnya.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian TI dan BK karir?
2.      Apa tujuan TI dalam Bimbingan Konseling?
3.      Bagaimana pemanfaatan ICT dalam BK?

1.3  TujuanPenulisan
Untuk mengetahui pengertian TI dan tujuan TI dalam bimbingan konseling serta pemanfaatannya dalam bimbingan konseling.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian TIK dan Bimbingan Konseling Karir
Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan pemrosesan tertentu (Haag dan Keen, 1996). Teknologi informasi tidak hanya sebatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi (Martin, 1999). Teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video (Williams dan Sawyer, 2003).
Dari ketiga pengertian di atas, maka pengertian teknologi informasi dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi yang memberikan informasi yang dibutuhkan oleh individu (brainware).
Menurut Miller Bimbingan didefinisikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu-individu dalam mencapai pemahaman dan pengarahan diri (Guidance is the proces of helping individualis achieve the selfunderstanding and self and direction) sedangkan karier diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan yang mengarah pada dunia kerja.[1]
Sedangkan Sukardi mendefinisikan Bimbingan Karier adalah bantuan layanan yang diberikan kepada individu-individu untuk memilih, menyiapkan, menyesuaikan dan menetapkan dirinya dalam pekerjaan yang sesuai serta memperoleh kebahagiaan dari padanya.[2]
Secara khusus dalam konteks bimbingan karir, upaya pemanfaatan ICT telah mulai dirilis sejak awal tahun 1998. Diawali oleh penelitian untuk disertasi dari John Fannin Leckie (1998) dengan judul “The Effect Of A Computer-Assisted Career Guidance Program And A Vicarious Experience On Career Decision-Making Self-Efficacy” telah berhasil mengungkap bahwa bimbingan karir berbantuan komputer dapat meingkatkan penilaian seseorarang akan keberhasilan karir yang telah dipilih. Kemudian dilanjutkan oleh Sampson dari The Florida State University (2000) dengan judul penelitian “Computer-Assisted Career Guidance: Ethical Issues Bibliography”.
Di Indonesia upaya pemanfaatan teknologi untuk bimbingan karir telah dimulai oleh Hartono (2009). Dalam disertasinya yang berjudul “Efektifitas Bimbingan Karir Berbantuan Komputer Terhadap Kemandirian Pengambilan Keputusan Karir Siswa Kelas XI SMA Negeri 10 Surabaya” yang dilakukan di Surabaya, telah berhasil memanfaatkan media ICT yaitu komputer untuk membantu siswa untuk meningkatkan kemandirian pengambilan keputusan karir. Selain itu dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Zamroni (2011) di SMA 1 Gebog Kudus menunjukkan bahwa, pemanfaatan TI dapat pula membantu meningkatkan kematangan karir siswa.
Dalam memberi layanan bimbingan dan konseling karir dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru BK adalah kemampuan menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan media. Guru BK harus memiliki kemampuan Teknologi Informasi dalam Bimbingan dan Konseling seiring dengan perkembangan zaman, teknologi informasi mengalami kemajuan yang cukup pesat melihat keadaan manusia sekarang lebih cenderung kepada hal-hal yang instan dan efisien. Teknologi informasi sangat memiliki peran tersendiri terhadap kemajuan dalam bidang keilmuan khususnya bimbingan dan konseling.

2.2  Tujuan digunakannya TI dalam Bimbingan dan Konseling
Secara lebih spesifik bimbingan dan konseling mmemiliki tujuan sebagai berikut:
1.      Untuk mempermudah konselor dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik. Kemudahan akses dan penyimpanan serta pengolahan data yang didapat melalui penggunaan TI menjadi alasan utama mudahnya konselor dalam memberikan layanan bagi peserta didik.
2.      Memberikan alat bantu baik bagi siswa maupun konselor dalam upaya melakukan investigasi tentang minat, bakat, serta pilihan – pilihan karir, statistik pekerjaan dan pendidikan yang dibutuhkan untuk memperoleh capaian karir tertentu serta mengintai kesempatan yang bisa didapat.
3.      Membantu siswa dalam mencapai kesadaran diri, melakukan eksplorasi diri, memecahkan masalah – masalah pribadi serta sosial dan mengembangkan keterampilan dalam mengambil keputusan dalam setiap masalah yang dihadapi.
4.      Untuk meningkatkan minat atau daya tarik siswa terhadap pelayanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan oleh konselor. Melalui perangkat multimedia yang disajikan oleh konselor siswa akan tertarik untuk memahami materi layanan yang tentunya penting bagi perkembangannya dalam menjalani kehidupan secara mandiri.
5.      Mempermudah akses siswa dalam memperoleh layanan bimbingan dan konsleling serta berbagai macam sumber informasi yang penting bagi pengenbangan diri siswa.
Tujuan-tujuan diatas akan tercapai jika saja sistem serta manajemen instansi pendidikan memberikan dukungan penuh bagi para konselor di lapangan dengan memberikan sarana dan pra-sarana yang dibutuhkan. Selain itu, peningkatan kompetensi sumber daya manusia BK (Konselor) terutama yang berkaitan dalam penggunaan alat berteknologi tinggi baik software maupun hardware juga sangat dibutuhkan.
2.3  Pemanfaatn ICT dalam Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling sebagai bagian integral pendidikan juga tak luput dari sentuhan-sentuhan teknologi dalam pelaksanannya. Semakin ditegaskannyaperanan bimbingan dan konseling dalam sistem pendidikan nasional melalui UUNo. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional serta penegasan profesi bimbingan dan konseling dalam tatanan pedidikan formal (Abkin, 2008).
Gambaran Umum dan Penyebab Perlunya Pemanfaatan Tekologi Informasi dalam Layanan Bimbingan dan Konseling  sebagai bagian integral dari pelayanan pendidikan juga tak luput dari sentuhan – sentuhan peningkatan peran TI :
1.      Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi, bimbingan konseling adalah salah satu wadah bagi proses pengembangan diri siswa dimana konselor sebagai petugas bimbingan konseling yang akan membantu memfasilitasi perkembangan siswa secara optimal.
2.      Pasal 1 poin ke-6,UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa konselor adalah bagian dari tenaga pendidik yang harus turut serta berpartisipasi dalam mewujudkan terselenggaranya pelayanan pendidikan yang berkualitas.Upaya komputerisasi pelayanan bimbingan konseling sudah mulai dikembangkan beberapa tahun terakhir.
3.      Dalam “ICT for Counseling and Careers Guidance Services”, dijelaskan bahwa pemanfaatan ICT dapat membantu konselor dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan karier bagi klien. Selain itu masih banyak lagi jurnal tentang bimbingan dan konseling yang membahas tentang pemanfaatan ICT untuk membantu proses pelayanan bimbingan konseling yang lebih baik. Di Indonesia, ada beberapa judul yang juga membahas tentang pemanfaatan ICT dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.
4.      Dalam sebuah disertasi yang disusun oleh Hartono(2009) dengan judul “Efektivitas Bimbingan Karier Berbantuan Komputer Terhadap Kemandirian Pengambilan Keputusan Karier Siswa SMA” yang juga telah mengembangakan software berbasis Delphi 7 yang diberi nama PLABK-SMA yang bisa dijadikan sebagai alat bantu dalam melaksanakan bimbingan karier untuk meningkatkan kemandirian siswa dalam mengambil keputusan yang terkait dengan pilihan karier yang akan dipilih oleh siswa.
5.      Dalam hasil penelitian lain yang disusun oleh Nur Hidayah dan Triyono(2009) telah mengembangkan konseling kolaboratif berbasis ICT dimana digunakan media ICT dengan dikolaborasikan model konseling yang telah ada untuk melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling.
6.       Agus Triyanto (2006) juga telah memberikan konsep aplikasi komputer untuk pelayanan bimbingan dan konseling. Upaya – upaya semacam ini harus tetap dikembangkan guna peningkatan kualitas layanan bimbingan dan konseling terutama dalam ranah pendidikan formal sebagai lahan garapan utama bimbingan dan konseling.
Pemanfaatan TI dalam berbagai kesempatan layanan bimbingan dan konseling, pada umumnya menggunakan dua metode yaitu:
1.      Online
Kata online diartikan adalah sebagai komputer atau perangkat yang terhubung ke jaringan (seperti Internet) dan siap untuk digunakan (atau digunakan oleh) komputer atau perangkat lain. Dengan kata lain, online juga mengandung arti hubungan telekomunikasi peer to peer yang membuat dua manusia terhubung. E-counseling adalah istilah yang lazim digunakan untuk menggambarkan proses konseling secara online. Layanan ini merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh konselor dalam mengurangi masalah yang dihadapi oleh klien. Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, hal Ini merupakan tantangan bagi konselor, sehingga konselor secara otomatis dituntut untuk berpartisipasi dan menguasainya, kondisi ini memungkin pelaksanaan konseling tidak hanya dilakukan tatap muka di ruang tertutup, tetapi dapat dilakukan melalui format jarak jauh.
Beberapa cara yang bisa digunakan antara lain adalah:
a.       Web Blog sebagai penyedia informasi bagi peserta didik tentang segala hal yang dibutuhkan dalam mengembangkan dirinya.
b.      Chatting, metode ini biasanya digunakan untuk konseling jarak jauh yang memerlukan penanganan segera namun terhalang jarak dan waktu.
c.        E-mail, surat elektronik sekarang menjadi trend karena media yang dianggap cepat dan terjaga privasinya untuk menyampaikan aspirasi maupun curahan hati kepada konselor.
d.      Short Message Service (SMS), adalah media yang paling digemari karena semakin terjangkaunya perangkat yang dibutuhkan guna tersampaikannya pesan yang dingin disampaikan dari siswa pada konselor maupun sebaliknya.
e.       Telephone, sama seperti chatting media ini juga sering digunakan sebagai media konseling secara langsung terutama dengan mulai adanya teknologi video call yang dapat menampilkan ekspresi wajah siswa dalam konseling.

Beberapa metode diatas dapat dijalankan jika tersedia perangkat berupa HP/ Telepone, PC (Personal Computer), laptop modem dan beberapa sarana pendukung yang lain seperti koneksi internet dan headphone.

2.      Offline
Penggunaan teknologi dalam layanan bimbingan dan konseling dengan mode offline(tidak tersambung dengan ineternet maupun media komunikasi jarak jauh yang lain) lebih pada pemanfaatan komputer sebagai media pengolah data serta alat bantu dalam layanan bimbingan dan konseling mislanya dengan menggunakan beberapa program komputer seperti microsoft power point, video player dan beberapa media interkatif lain dalam melayani siswa. Selain itu, beberapa program pengolah data seperti micdrosoft excel dan microsoft accessserta visual basic kini tersedia terutama dalam membantu konselor dalam menampilkan layanan yang prima terhadap peserta didik.
Pelayanan konseling melalui fasilitas internet sudah dikenal dengan nama e-counseling (email counseling). Berikut ini adalah contoh proses konseling via internet :
1.      Email therapy.
Email counseling merupakan proses terapeutik yang didalamnya terdapat kegiatan menulis selain ada kegiatan pertemuan secara langsung dengan konselor.  Karena, esensi e-counseling terletak pada menulis. Respon atau bantuan yang diberikan konselor bergantung  pada informasi yang diberikan.  Konseli pun tidak perlu mengirimkan seluruh cerita mengenai masalah yang dihadapi, cukup dengan memilih informasi yang dirasakan pada satu situasi yang merupakan masalah.
E-mail merupakan cara paling baru dibandingkan dengan cara-cara yang lain untuk berkomunikasi secara cepat dan efektif melalui internet. Hal ini  tidak bermaksud untuk menggantikan konseling tatap muka ( face to face ), tetapi dapat  menjadi salah satu cara dalam membantu konseli untuk memecahkan masalahnya meskipun dalam keadaan jauh dalam hal tanpa bertemu langsung dengan konselor.
Email counseling merupakan satu cara untuk berkomunikasi antara konseli dengan konselor yang didalamnya dibahas mengenai masalah-masalah yang dihadapi koseli, misalnya masalah-masalah yang berkaitan dengan perkembangan kepribadian dan kehidupan konseli melalui surat atau tulisan pada internet.  Selain e-mail juga bisa dalam bentuk chatting dimana konselor secara langsung berkomunikasi dengan konseli pada waktu yang sama melalui internet.
2.      Cyber Counseling.
Cyber counseling atau konseling maya merupakan penerapan teknologi ”jalan raya informasi” dengan memanfaatkan jasa teknologi itu seoptimal mungkin dengan tetap menjaga karakteristik konseling. Dengan demikian proses layanan bimbingan dan konseling dapat berlangsung lebih efektif dan efisian sejalan dengan tuntutan teknologi informasi dan komunikasi. Jalan raya informasi telah berkembang sedemikian rupa sehingga tidak lagi berupa sesuatu yang asing dan mahal akan tetapi merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Kini jasa internet dengan segala fitur-fiturnya telah sedemikian memasyarakat dan dirasakan cukup murah untuk dapat diterapkan. Hal yang harus diwaspadai adalah terkait dengan keamanan data, dampak-dampak negatif, penyediaan perlengkapan, dan sebagainnya.  Konseling dapat dilakukan dalam ruang maya yang tidak memerlukan interaksi tatap muka, melainkan dengan menggunakan jaringan teknologi informasi dan komunikasi.
Dalam implementasi cyber counseling dapat dilaksanakan melalui kegiatan antara lain:
a.       Marketing layanan konselingyaitu sosialisasi layanan konseling maya kepada berbagai pihak dengan tujuan agar model konseling maya ini dapat diketahui secara meluas oleh publik. Caranya dapat melalui iklan, melalui internet, brosur, atau cara-cara lainnya
b.      Penyampaian layanan konseling, yaitu kegiatan layanan proses dan penilaian konseling dengan menggunakan internet dalam berbagai lingkup layanan konseling seperti karir, pendidikan, pribadi, sosial, keluarga, dsb. Layanan konseling dapat berupa penyampaian informasi, pengumpulan data, penyelesaian berbagai masalah.
c.       Penyediaan  materi ”self-help”, yaitu berupa seperangkat materi yang dapat memberikan layanan sedemikian rupa sehingga konseli dapat bertindak secara mandiri dengan dipandu oleh petunjuk dalam materi ”self-help”. Dalam kegiatan ini konseli tinggal mengikuti petunjuk yang telah dikembangkan dan tersedia dalam internet.
d.      Supervisi dan riset, yaitu kegiatan untuk memberikan supervisi kepada konselor yang menggunakan internet untuk mengevaluasi langkah yang telah ditempuh serta pengembangan selanjutnya. Demikian pula cyber konseling dapat dilaksanakan dengan maksud mengadakan riset yang terkait dengan efektivitas kegiatan konseling dan pengembangan selanjutnya.

3.      E-Counseling.
Salah satu cara yang efektif dan efisien dalam proses konseling jarak jauh yang dilakukan antar konselor dan konseli untuk membantu masalah-masalah yang berkaitan dengan perkembangan kepribadian dan kehidupan konseli melalui surat atau tulisan pada internet.  E-Counseling  memerlukan waktu dalam menulis kepada konselor mengenai jenis bantuan  apa yang diinginkan konseli. Konseli  dapat mengirimkan inisial email dengan keterangan pada suatu situasi yang dirahasiakan konseli. Kemudian konselor akan membalas email dalam waktu maksimum 72 jam (hari kerja sesegera mungkin) atau dalam hari yang sama.




BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi yang memberikan informasi yang dibutuhkan oleh individu (brainware).
Dalam memberi layanan bimbingan dan konseling karir dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru BK adalah kemampuan menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan media. Guru BK harus memiliki kemampuan Teknologi Informasi dalam Bimbingan dan Konseling.
Secara lebih spesifik bimbingan dan konseling mmemiliki tujuan sebagai berikut:
1.      Untuk mempermudah konselor dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik.
6.      Memberikan alat bantu baik bagi siswa maupun konselor dalam upaya melakukan investigasi tentang minat, bakat, serta pilihan – pilihan karir.
7.      Membantu siswa dalam mencapai kesadaran diri.
8.      Untuk meningkatkan minat atau daya tarik siswa terhadap pelayanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan oleh konselor.
9.      Mempermudah akses siswa dalam memperoleh layanan bimbingan dan konseling.
Penyebab Perlunya Pemanfaatan Tekologi Informasi dalam Layanan Bimbingan dan Konseling  sebagai bagian integral dari pelayanan pendidikan juga tak luput dari sentuhan – sentuhan peningkatan peran TI :
1.      Dalam “ICT for Counseling and Careers Guidance Services”, dijelaskan bahwa pemanfaatan ICT dapat membantu konselor dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan karier bagi klien.
2.      Dalam sebuah disertasi yang disusun oleh Hartono(2009) dengan judul “Efektivitas Bimbingan Karier Berbantuan Komputer Terhadap Kemandirian Pengambilan Keputusan Karier Siswa SMA” yang juga telah mengembangakan software berbasis Delphi 7 yang diberi nama PLABK-SMA yang bisa dijadikan sebagai alat bantu dalam melaksanakan bimbingan karier untuk meningkatkan kemandirian siswa dalam mengambil keputusan yang terkait dengan pilihan karier yang akan dipilih oleh siswa.
Pemanfaatan TI dalam berbagai kesempatan layanan bimbingan dan konseling, pada umumnya menggunakan dua metode yaitu: Online (perangkat yang terhubung ke jaringan Internet) dan Offline (tidak tersambung dengan ineternet maupun media komunikasi jarak jauh yang lain).
Pelayanan konseling melalui fasilitas internet sudah dikenal dengan nama e-counseling (email counseling). Berikut ini adalah contoh proses konseling via internet :
1.      Email therapy (proses terapeutik yang didalamnya terdapat kegiatan menulis selain ada kegiatan pertemuan secara langsung dengan konselor).
2.       Cyber Counseling (penerapan teknologi ”jalan raya informasi” dengan memanfaatkan jasa teknologi itu seoptimal mungkin dengan tetap menjaga karakteristik konseling)
3.      E-Counseling (Salah satu cara yang efektif dan efisien dalam proses konseling jarak jauh yang dilakukan antar konselor dan konseli melalui surat atau tulisan pada internet.

3.2  Saran
Berdasarkan makalah yang telah kami tuliskan dan sampaikan, maka diharapkan bagi pembaca semoga isi makalah ini mudah dipahami, dapat berguna, dan menambahkan wawasan yang lebih baik lagi dari makalah yang kami tuliskan. Jika ada kekurangan atau kesalahan dalam penulisan makalah ini mohon dimaklumi.






DAFTAR PUSTAKA


Syahada, Roosdi Achmad. Bimbingan dan Konseling dalam Masyarakat dan Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Rajawali, 1998.

Sukardi, Dewa Ketut Sukardi. Bimbingan Karier diSekolah-sekolah. Jakarta: Balai. 1987







[1] Roosdi Achmad Syahada.Bimbingan dan Konseling dalam Masyarakat dan Pendidikan Luar Sekolah. (Jakarta:Rajawali, 1998). Hal. 15.
[2] Dewa Ketut Sukardi.Bimbingan Karier diSekolah-sekolah. (Jakarta: Balai.1987).Hal. 22.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar