PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling sebagai
suatu proses pemberian bantuan kepada individu, dilaksanakan melalui berbagai
macam layanan. Jaman semakin berkembang, layanan tidak hanya dapat dilakukan
dengan tatap muka secara langsung, tapi juga bisa dengan memanfaatkan media
atau teknologi informasi yang ada. Tujuannya adalah tetap memberikan bimbingan
dan konseling dengan cara-cara yang lebih menarik, interaktif, dan tidak
terbatas tempat, tetapi juga tetap memperhatikan azas-azas dan kode etik dalam
bimbingan dan konseling.
Dengan penggunaan Tekhnologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam layanan Bimbingan dan Konseling diharapkan
dapat membantu dan memudahkan guru Bimbingan dan Konseling ataupun Konselor
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai konselor baik dalam
pendataan maupun dalam menangani masalah-masalah perkembangan siswa
maupun pendataan awal dalam menangani kasus. Teknologi informasi dan komunikasi
merupakan media dalam pelaksanaan program layanan bukan tujuan layanan, maka
pemanfaatannya sebagaimedia untuk melakukan pendekatan-pendekatan,
pemberian informasi, promosi, konsultasi dan masih banyak lagi. Untuk hasil
yang memuaskan maka konselor diharapkan dapat berperan sebagai operator dan
memahami fungsi dan peran teknologi dalam pelaksanaan tugasnya.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian
TI dan BK karir?
2.
Apa tujuan TI dalam Bimbingan Konseling?
3.
Bagaimana pemanfaatan ICT dalam BK?
1.3 TujuanPenulisan
Untuk mengetahui pengertian TI dan tujuan TI dalam bimbingan
konseling serta pemanfaatannya dalam bimbingan konseling.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian TIK dan Bimbingan
Konseling Karir
Teknologi
informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi
dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan pemrosesan tertentu (Haag dan Keen,
1996). Teknologi informasi tidak hanya sebatas pada teknologi
komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses
dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk
mengirimkan informasi (Martin, 1999). Teknologi
informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur
komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video (Williams
dan Sawyer, 2003).
Dari ketiga pengertian di atas, maka
pengertian teknologi informasi dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi
adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi yang
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh individu (brainware).
Menurut Miller Bimbingan didefinisikan sebagai suatu proses
pemberian bantuan kepada individu-individu dalam mencapai pemahaman dan
pengarahan diri (Guidance is the proces of helping individualis achieve the
selfunderstanding and self and direction) sedangkan karier diartikan
sebagai suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan yang
mengarah pada dunia kerja.[1]
Sedangkan Sukardi
mendefinisikan Bimbingan
Karier adalah bantuan
layanan yang diberikan kepada individu-individu untuk memilih, menyiapkan,
menyesuaikan dan menetapkan dirinya dalam pekerjaan yang sesuai serta
memperoleh kebahagiaan dari padanya.[2]
Secara khusus dalam konteks bimbingan karir, upaya pemanfaatan ICT telah mulai dirilis sejak
awal tahun 1998. Diawali oleh penelitian untuk disertasi dari John Fannin Leckie (1998) dengan judul “The Effect Of A
Computer-Assisted Career Guidance Program And A Vicarious Experience On Career
Decision-Making Self-Efficacy” telah berhasil mengungkap bahwa
bimbingan karir berbantuan komputer dapat meingkatkan penilaian seseorarang akan keberhasilan karir yang telah dipilih.
Kemudian dilanjutkan oleh Sampson dari The Florida State University (2000)
dengan judul penelitian “Computer-Assisted Career Guidance: Ethical Issues
Bibliography”.
Di Indonesia upaya pemanfaatan teknologi untuk
bimbingan karir telah dimulai oleh Hartono (2009). Dalam disertasinya yang
berjudul “Efektifitas Bimbingan Karir Berbantuan Komputer Terhadap Kemandirian
Pengambilan Keputusan Karir Siswa Kelas XI SMA Negeri
10 Surabaya” yang dilakukan di Surabaya, telah berhasil memanfaatkan media ICT
yaitu komputer untuk membantu siswa untuk meningkatkan kemandirian pengambilan
keputusan karir. Selain itu dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Zamroni
(2011) di SMA 1 Gebog Kudus menunjukkan bahwa, pemanfaatan TI dapat pula
membantu meningkatkan kematangan karir siswa.
Dalam memberi layanan bimbingan dan konseling karir
dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru BK adalah kemampuan menyelenggarakan
layanan bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan media. Guru BK harus memiliki kemampuan Teknologi Informasi dalam
Bimbingan dan Konseling seiring dengan perkembangan zaman, teknologi informasi
mengalami kemajuan yang cukup pesat melihat keadaan manusia sekarang lebih
cenderung kepada hal-hal yang instan dan efisien. Teknologi informasi sangat
memiliki peran tersendiri terhadap kemajuan dalam bidang keilmuan khususnya
bimbingan dan konseling.
2.2 Tujuan
digunakannya TI dalam Bimbingan dan Konseling
Secara
lebih spesifik bimbingan dan konseling mmemiliki tujuan sebagai berikut:
1.
Untuk mempermudah konselor dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada
peserta didik. Kemudahan akses dan penyimpanan serta pengolahan data yang
didapat melalui penggunaan TI menjadi alasan utama mudahnya konselor dalam
memberikan layanan bagi peserta didik.
2.
Memberikan alat bantu baik bagi siswa maupun konselor
dalam upaya melakukan investigasi tentang minat, bakat, serta pilihan – pilihan
karir, statistik pekerjaan dan pendidikan yang dibutuhkan untuk memperoleh
capaian karir tertentu serta mengintai kesempatan yang bisa didapat.
3.
Membantu siswa dalam mencapai kesadaran diri,
melakukan eksplorasi diri, memecahkan masalah – masalah pribadi serta sosial
dan mengembangkan keterampilan dalam mengambil keputusan dalam setiap masalah
yang dihadapi.
4.
Untuk meningkatkan minat atau daya tarik siswa
terhadap pelayanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan oleh konselor.
Melalui perangkat multimedia yang disajikan oleh konselor siswa akan tertarik
untuk memahami materi layanan yang tentunya penting bagi perkembangannya dalam
menjalani kehidupan secara mandiri.
5.
Mempermudah akses siswa dalam memperoleh layanan
bimbingan dan konsleling serta berbagai macam sumber informasi yang penting
bagi pengenbangan diri siswa.
Tujuan-tujuan diatas akan tercapai jika
saja sistem serta manajemen instansi pendidikan memberikan dukungan penuh bagi
para konselor di lapangan dengan memberikan sarana dan pra-sarana yang
dibutuhkan. Selain itu, peningkatan kompetensi sumber daya manusia BK
(Konselor) terutama yang berkaitan dalam penggunaan alat berteknologi tinggi
baik software maupun hardware juga sangat dibutuhkan.
2.3 Pemanfaatn ICT dalam Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling sebagai bagian integral pendidikan juga tak luput
dari sentuhan-sentuhan teknologi dalam pelaksanannya. Semakin
ditegaskannyaperanan bimbingan dan konseling dalam sistem pendidikan nasional
melalui UUNo. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional serta penegasan
profesi bimbingan dan konseling dalam tatanan pedidikan formal (Abkin, 2008).
Gambaran Umum dan Penyebab Perlunya Pemanfaatan Tekologi Informasi dalam
Layanan Bimbingan dan Konseling sebagai bagian integral dari
pelayanan pendidikan juga tak luput dari sentuhan – sentuhan peningkatan peran
TI :
1. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi, bimbingan konseling
adalah salah satu wadah bagi proses pengembangan diri siswa dimana konselor
sebagai petugas bimbingan konseling yang akan membantu memfasilitasi
perkembangan siswa secara optimal.
2. Pasal 1 poin ke-6,UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
bahwa konselor adalah bagian dari tenaga pendidik yang harus turut serta
berpartisipasi dalam mewujudkan terselenggaranya pelayanan pendidikan yang
berkualitas.Upaya komputerisasi pelayanan bimbingan konseling sudah mulai
dikembangkan beberapa tahun terakhir.
3. Dalam “ICT for Counseling and Careers Guidance Services”, dijelaskan bahwa
pemanfaatan ICT dapat membantu konselor dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan
karier bagi klien. Selain itu masih banyak lagi jurnal tentang bimbingan dan
konseling yang membahas tentang pemanfaatan ICT untuk membantu proses pelayanan
bimbingan konseling yang lebih baik. Di Indonesia, ada beberapa judul yang juga
membahas tentang pemanfaatan ICT dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling.
4. Dalam sebuah disertasi yang disusun oleh Hartono(2009) dengan judul
“Efektivitas Bimbingan Karier Berbantuan Komputer Terhadap Kemandirian
Pengambilan Keputusan Karier Siswa SMA” yang juga telah mengembangakan software
berbasis Delphi 7 yang diberi nama PLABK-SMA yang bisa dijadikan sebagai alat
bantu dalam melaksanakan bimbingan karier untuk meningkatkan kemandirian siswa
dalam mengambil keputusan yang terkait dengan pilihan karier yang akan dipilih
oleh siswa.
5. Dalam hasil penelitian lain yang disusun oleh Nur Hidayah dan Triyono(2009)
telah mengembangkan konseling kolaboratif berbasis ICT dimana digunakan media
ICT dengan dikolaborasikan model konseling yang telah ada untuk melaksanakan
pelayanan bimbingan dan konseling.
6.
Agus Triyanto (2006) juga telah
memberikan konsep aplikasi komputer untuk pelayanan bimbingan dan konseling.
Upaya – upaya semacam ini harus tetap dikembangkan guna peningkatan kualitas
layanan bimbingan dan konseling terutama dalam ranah pendidikan formal sebagai
lahan garapan utama bimbingan dan konseling.
Pemanfaatan
TI dalam berbagai kesempatan layanan bimbingan dan konseling, pada umumnya
menggunakan dua metode yaitu:
1.
Online
Kata online diartikan adalah sebagai komputer atau perangkat yang terhubung ke
jaringan (seperti Internet) dan siap untuk digunakan (atau digunakan oleh)
komputer atau perangkat lain. Dengan kata lain, online juga mengandung arti hubungan
telekomunikasi peer to peer yang membuat dua manusia terhubung. E-counseling adalah istilah yang lazim
digunakan untuk menggambarkan proses konseling secara online. Layanan ini merupakan salah
satu upaya yang dapat dilakukan oleh konselor dalam mengurangi masalah yang
dihadapi oleh klien. Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, hal Ini
merupakan tantangan bagi konselor, sehingga konselor secara otomatis dituntut
untuk berpartisipasi dan menguasainya, kondisi ini memungkin pelaksanaan
konseling tidak hanya dilakukan tatap muka di ruang tertutup, tetapi dapat
dilakukan melalui format jarak jauh.
Beberapa cara yang bisa digunakan antara
lain adalah:
a.
Web Blog sebagai penyedia informasi bagi
peserta didik tentang segala hal yang dibutuhkan dalam mengembangkan dirinya.
b.
Chatting, metode ini biasanya digunakan untuk
konseling jarak jauh yang memerlukan penanganan segera namun terhalang jarak
dan waktu.
c.
E-mail, surat
elektronik sekarang menjadi trend karena media yang dianggap cepat dan terjaga
privasinya untuk menyampaikan aspirasi maupun curahan hati kepada konselor.
d.
Short Message Service (SMS),
adalah media yang paling digemari karena semakin terjangkaunya perangkat yang
dibutuhkan guna tersampaikannya pesan yang dingin disampaikan dari siswa pada
konselor maupun sebaliknya.
e. Telephone, sama seperti chatting media ini juga sering digunakan
sebagai media konseling secara langsung terutama dengan mulai adanya teknologi video call yang dapat menampilkan ekspresi
wajah siswa dalam konseling.
Beberapa metode diatas dapat dijalankan jika tersedia perangkat
berupa HP/ Telepone, PC (Personal Computer), laptop modem dan beberapa
sarana pendukung yang lain seperti koneksi internet dan headphone.
2.
Offline
Penggunaan teknologi dalam layanan
bimbingan dan konseling dengan mode offline(tidak tersambung dengan ineternet maupun media komunikasi jarak
jauh yang lain) lebih pada pemanfaatan komputer sebagai media pengolah data
serta alat bantu dalam layanan bimbingan dan konseling mislanya dengan
menggunakan beberapa program komputer seperti microsoft power point, video player dan beberapa media interkatif
lain dalam melayani siswa. Selain itu, beberapa program pengolah data seperti micdrosoft excel dan microsoft accessserta visual basic kini tersedia terutama dalam
membantu konselor dalam menampilkan layanan yang prima terhadap peserta didik.
Pelayanan
konseling melalui fasilitas internet sudah dikenal dengan nama e-counseling (email counseling). Berikut ini adalah contoh proses konseling via
internet :
1.
Email therapy.
Email
counseling merupakan proses terapeutik yang didalamnya terdapat kegiatan
menulis selain ada kegiatan pertemuan secara langsung dengan konselor.
Karena, esensi e-counseling terletak pada menulis. Respon atau bantuan yang
diberikan konselor bergantung pada informasi yang diberikan. Konseli
pun tidak perlu mengirimkan seluruh cerita mengenai masalah yang dihadapi,
cukup dengan memilih informasi yang dirasakan pada satu situasi yang merupakan
masalah.
E-mail
merupakan cara paling baru dibandingkan dengan cara-cara yang lain untuk berkomunikasi
secara cepat dan efektif melalui internet. Hal ini tidak bermaksud untuk
menggantikan konseling tatap muka ( face to face ), tetapi dapat menjadi
salah satu cara dalam membantu konseli untuk memecahkan masalahnya meskipun
dalam keadaan jauh dalam hal tanpa bertemu langsung dengan konselor.
Email counseling merupakan satu cara untuk
berkomunikasi antara konseli dengan konselor yang didalamnya dibahas mengenai
masalah-masalah yang dihadapi koseli, misalnya masalah-masalah yang berkaitan
dengan perkembangan kepribadian dan kehidupan konseli melalui surat atau
tulisan pada internet. Selain e-mail juga bisa dalam bentuk chatting
dimana konselor secara langsung berkomunikasi dengan konseli pada waktu yang
sama melalui internet.
2.
Cyber Counseling.
Cyber counseling atau konseling maya merupakan penerapan teknologi ”jalan
raya informasi” dengan memanfaatkan jasa teknologi itu seoptimal mungkin dengan
tetap menjaga karakteristik konseling. Dengan demikian proses layanan bimbingan
dan konseling dapat berlangsung lebih efektif dan efisian sejalan dengan
tuntutan teknologi informasi dan komunikasi. Jalan raya informasi telah
berkembang sedemikian rupa sehingga tidak lagi berupa sesuatu yang asing dan
mahal akan tetapi merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Kini jasa
internet dengan segala fitur-fiturnya telah sedemikian memasyarakat dan
dirasakan cukup murah untuk dapat diterapkan. Hal yang harus diwaspadai adalah
terkait dengan keamanan data, dampak-dampak negatif, penyediaan perlengkapan,
dan sebagainnya. Konseling dapat dilakukan dalam ruang maya yang tidak
memerlukan interaksi tatap muka, melainkan dengan menggunakan jaringan
teknologi informasi dan komunikasi.
Dalam implementasi cyber
counseling dapat dilaksanakan melalui kegiatan antara lain:
a.
Marketing layanan konseling, yaitu sosialisasi layanan konseling maya kepada berbagai pihak dengan
tujuan agar model konseling maya ini dapat diketahui secara meluas oleh publik.
Caranya dapat melalui iklan, melalui internet, brosur, atau cara-cara lainnya
b.
Penyampaian layanan konseling, yaitu kegiatan layanan proses dan penilaian konseling dengan menggunakan
internet dalam berbagai lingkup layanan konseling seperti karir, pendidikan,
pribadi, sosial, keluarga, dsb. Layanan konseling dapat berupa penyampaian informasi,
pengumpulan data, penyelesaian berbagai masalah.
c.
Penyediaan materi ”self-help”, yaitu berupa seperangkat materi yang dapat memberikan layanan
sedemikian rupa sehingga konseli dapat
bertindak secara mandiri dengan dipandu oleh petunjuk dalam materi ”self-help”.
Dalam kegiatan ini konseli tinggal
mengikuti petunjuk yang telah dikembangkan dan tersedia dalam internet.
d.
Supervisi dan
riset, yaitu kegiatan
untuk memberikan supervisi kepada konselor yang menggunakan internet untuk
mengevaluasi langkah yang telah ditempuh serta pengembangan selanjutnya.
Demikian pula cyber konseling dapat dilaksanakan dengan maksud mengadakan riset
yang terkait dengan efektivitas kegiatan konseling dan pengembangan
selanjutnya.
3.
E-Counseling.
Salah satu cara yang efektif dan efisien dalam proses konseling jarak jauh
yang dilakukan antar konselor dan konseli untuk membantu masalah-masalah yang
berkaitan dengan perkembangan kepribadian dan kehidupan konseli melalui surat
atau tulisan pada internet. E-Counseling memerlukan
waktu dalam menulis kepada konselor mengenai jenis bantuan apa yang
diinginkan konseli. Konseli dapat mengirimkan inisial email dengan
keterangan pada suatu situasi yang dirahasiakan konseli. Kemudian konselor akan
membalas email dalam waktu maksimum 72 jam (hari kerja sesegera mungkin) atau
dalam hari yang sama.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teknologi
informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi
telekomunikasi yang memberikan informasi yang dibutuhkan oleh individu (brainware).
Dalam memberi layanan bimbingan dan konseling karir
dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru BK adalah kemampuan
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan media. Guru BK harus memiliki kemampuan Teknologi Informasi dalam
Bimbingan dan Konseling.
Secara lebih spesifik bimbingan dan konseling
mmemiliki tujuan sebagai berikut:
1.
Untuk mempermudah konselor dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada
peserta didik.
6.
Memberikan alat bantu baik bagi siswa maupun konselor
dalam upaya melakukan investigasi tentang minat, bakat, serta pilihan – pilihan
karir.
7.
Membantu siswa dalam mencapai kesadaran diri.
8.
Untuk meningkatkan minat atau daya tarik siswa
terhadap pelayanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan oleh konselor.
9.
Mempermudah akses siswa dalam memperoleh layanan
bimbingan dan konseling.
Penyebab Perlunya Pemanfaatan Tekologi Informasi dalam Layanan Bimbingan
dan Konseling sebagai bagian integral dari pelayanan pendidikan juga
tak luput dari sentuhan – sentuhan peningkatan peran TI :
1. Dalam “ICT for Counseling and Careers Guidance Services”, dijelaskan bahwa
pemanfaatan ICT dapat membantu konselor dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan
karier bagi klien.
2. Dalam sebuah disertasi yang disusun oleh Hartono(2009) dengan judul
“Efektivitas Bimbingan Karier Berbantuan Komputer Terhadap Kemandirian
Pengambilan Keputusan Karier Siswa SMA” yang juga telah mengembangakan software
berbasis Delphi 7 yang diberi nama PLABK-SMA yang bisa dijadikan sebagai alat
bantu dalam melaksanakan bimbingan karier untuk meningkatkan kemandirian siswa
dalam mengambil keputusan yang terkait dengan pilihan karier yang akan dipilih
oleh siswa.
Pemanfaatan
TI dalam berbagai kesempatan layanan bimbingan dan konseling, pada umumnya
menggunakan dua metode yaitu: Online (perangkat yang terhubung ke jaringan Internet) dan Offline (tidak
tersambung dengan ineternet maupun media komunikasi jarak jauh yang lain).
Pelayanan
konseling melalui fasilitas internet sudah dikenal dengan nama e-counseling (email counseling). Berikut ini adalah contoh proses konseling via
internet :
1. Email therapy (proses
terapeutik yang didalamnya terdapat kegiatan menulis selain ada kegiatan
pertemuan secara langsung dengan konselor).
2.
Cyber Counseling (penerapan teknologi ”jalan raya
informasi” dengan memanfaatkan jasa teknologi itu seoptimal mungkin dengan
tetap menjaga karakteristik konseling)
3.
E-Counseling (Salah satu cara yang efektif dan
efisien dalam proses konseling jarak jauh yang dilakukan antar konselor dan
konseli melalui surat atau tulisan pada internet.
3.2 Saran
Berdasarkan
makalah yang telah kami tuliskan dan sampaikan, maka diharapkan bagi pembaca
semoga isi makalah ini mudah dipahami, dapat berguna, dan menambahkan wawasan
yang lebih baik lagi dari makalah yang kami tuliskan. Jika ada kekurangan atau
kesalahan dalam penulisan makalah ini mohon dimaklumi.
DAFTAR PUSTAKA
Syahada, Roosdi Achmad. Bimbingan dan Konseling dalam
Masyarakat dan Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta:
Rajawali, 1998.
Sukardi,
Dewa Ketut Sukardi. Bimbingan Karier
diSekolah-sekolah. Jakarta: Balai. 1987
https://konselingsmanli.wordpress.com/2015/05/29/teknologi-informatika-dalam-bimbingan-dan-konseling. (di akses
tanggal: 11-05-2017).
http://darmayulia17.blogspot.co.id/2012/12/fungsi-dan-peranan-ti-dalam-bk.html. (di akses
tanggal: 12-05-2017).
http://bk13111-lusya.blogspot.co.id/2015/01/tik-dalam-bk.html. (di akses
tanggal: 12-05-2017).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar