Autumn Falling Leaves

Selamat datang di blog kami!! Semoga bermanfaat.. Jangan lupa Like & Comenntnya yaa.. Terimakasih....

Mengembangkan bidang karir berbasis ICT

Sabtu, 20 Mei 2017

BK Karir

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Ada satu anggapan, terutama dari kalangan guru, yang mengatakan kehadiran bimbingan karier di sekolah adalah untuk menggantikan program bimbingan dan konseling yang telah mulai dilaksanakan di sekolah sejak sebelumnya.Anggapan seperti itu sudah tentu merupakan anggapan yang keliru.Bimbingan karier merupakan bagian dari program bimbingan dan konseling secara keseluruhan.Didalam program bimbingan dan konseling terdapat beberapa jenis layanan bimbingan, seperti bimbingan pendidikan, bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan karier dan sebagainya.Kehadiran bimbingan karier di sekolah dimaksudkan untuk lebih memberikan arti bagi program bimbingan dan konseling secara keseluruhan. 
1.2  Rumusan Masalah
1.      Pengertian bimbingan karir?
2.      Pentingnya bimbingan karir?
3.      Metode bimbingan karir?
1.3  TujuanPenulisan
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bimbingan karir?
2.      Untuk mengetahui pentingnya bimbingan karir?
3.      Untuk mengetahui semua metode dalam bimbingan karir?









BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Bimbingan Karir
Menurut Miller Bimbingan didefinisikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu-individu dalam mencapai pemahaman dan pengarahan diri (Guidance is the proces of helping individualis achieve the selfunderstanding and self and direction) sedangkan karier diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan yang mengarah pada dunia kerja.[1]
Sedangkan Sukardi mendefinisikan Bimbingan Karier adalah bantuan layanan yang diberikan kepada individu-individu untuk memilih, menyiapkan, menyesuaikan dan menetapkan dirinya dalam pekerjaan yang sesuai serta memperoleh kebahagiaan dari padanya.[2]
2.2  Pentingnya Bimbingan Karir
Menurut pendapat Joedonagoro menyatakan Bimbingan Karier dapat memberikan dorongan-dorongan yang positif, mampu menciptakan sikap kemandirian dalam memilih karier dan merupakan usaha yang sangat berarti dalam membentuk kualitas tenaga kerja masa depan.[3]
2.3  Metode-Metode Bimbingan Karir
Menurut Dewa Ketut Sukardi, penyelenggaraan Bimbingan Karier yang diberikan di sekolah-sekolah dapat dilakukan melalui beberapa metode, yaitu ceramah dan narasumber, diskusi kelompok, pengajaran unit, sosiodrama, karyawisata karier, informasi melalui kegiatan ekstrakulikuler dan intrakulikuler, serta hari karier. Berikut ini penjelasan mengenai metode-metode tersebut :
1.      Ceramah dari Narasumber.
Kegiatan ini dilakukan bersumber dari pembimbing, konselor, guru, maupun dari narasumber (pihak dunia kerja), dalam rangka memberikan penerangan tentang informasi yang lebih banyak tentang pekerjaan, jabatan dan karier.
2.      Diskusi Kelompok.
Suatu pendekatan yang kegiatannya bercirikan satu keterkaitan pada suatu pokok masalah (dalam hal ini perencanaan karier), dimana siswa sejujurnya berusaha untuk memperoleh kesimpulan setelah mendengarkan, mempelajari dan mempertimbangkan pendapat siswa yang lain secara jujur.
3.      Pengajaran Unit.
Merupakan teknik dalam membantu siswa untuk memperoleh pemahaman tentang suatu pekerjaan tertentu, melalui kerjasama antara pembimbing dan guru bidang studi. Namun dengan pola ini sudah barang tentu perlu adanya jam tersendiri yang khusus disediakan untuk keperluan kegiatan bimbingan karier.
4.      Sosiodrama.
Suatu cara yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendramatisasi sikap, tingkah laku atau penghayatan seseorang seperti yang dilakukannya dalam reaksi sosial sehari-hari dimasyarakat, sehubungan dengan pekerjaan dan karier.
5.      Karyawisata Karier.
Berkarya atau bekerja dan belajar sambil berwisata untuk membawa para siswa belajar dan bekerja pada situasi baru yang menyenangkan. Dengan demikian akan tumbuh sikap menghargai pekerjaan yang diamatinya.
6.      Informasi Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler dan Intrakulikuler.
Pemberian informasi tentang pekerjaan, jabatan, karier dengan cara mengaitkan dengan mata pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Dalam kaitan ini tiap guru dapat memberikan bimbingan karier pada saat-saat mengajarkan pelajaran yang berkaitan dengan suatu karier tertentu.
7.      Hari Karier.
Hari-hari tertentu yang dipilih untuk melaksanakan berbagai bentuk kegiatan yang bersangkut paut dengan pengembangan karier. Pada hari tersebut semua kegiatan bimbingan karier dilaksanakan berdasarkan program bimbingan karier yang telah ditetapkan oleh sekolah untuk tiap tahun.[4]

2.4  Metode-Metode Bimbingan Karir (menurut teori)
2.4.1        Metode Psiko Dinamik (Anne Roe).
Teori ini membahas tentang hubungan antara pengalaman, dengan sikap, kemampuan, minat, dan faktor keperibadiaan lainnya yang ada pengaruhnya terhadap pemilihan pekerjaan  atau  jabatan seseorang, metode ini terbagi menjadi lima bagian, yaitu:
1.      Hipotesis tentang hubungan pengalaman yang lalu dengan pemilihan jabatan.
Hipotesis yang di kemukakan di sini berkenaan dengan variable-variabel keperibadiaan yang nampak dalam bentuk perilaku. Seperti: inteligensi, minat, kemampuan khusus, dalam hubungannya dengan orang tua yang pengaruh bagi pemilihan jabatan  atau pekerjaan nanti.
2.      Hubungan pola-pola pengalaman pada masa bayi dan kanak-kanak dengan sikap orang tua.
Berbagai posisi anak dalam struktur emosi keluarga seperti berikut:
a.       Anak sebagai pusat curahan emosi orang tua.  
b.      Anak yang dijauhi orang tua.
c.       Anak yang di terima.
3.      Hubungan sikap-sikap orang tua dengan kebutuhan rasa puas pada diri anak.
Berbagai variasi sikap orang tua terhadap anak. Seperti, terlalu melindungi, terlalu menuntut, menolak, tidak memperhatikan, dan menerima.kesemuanya mempunyai variasi tertentu terhadap kebutuhan kepuasaan  anak, dan pula mempunyai akibat-akibat tertentu yang berpengaruh dalam arah pilihan pekerjaan anak kemudiaan.
4.      Cara mengasuh dan pola perilaku orang tua terhadap anaknya.
Perilaku orantg tua terhadap anaknya akan berpengaruh/mengapa, dan     mempengaruhi pola orientasi anak dalam lapangan kehidupan mereka nantinya.
5.      Pantulan pengalaman yang lalu dalam pemilihan kerjaan.
Pengalaman masa lalu akan mengembangkan sikap dasar, minat, dan kapasitas, yang akan terlihat pada popla kehidupan anak pada masa dewasa nantinya dalam hubungannya  dengan pribadi-pribadi, reaksi-reaksi emosinya, aktivitasnya, dan pilihan di lapangan pekerjaan.
Sehubungan dengan hal ini Anne Roe membagi pekerjaan-pekerjaan menjadi delapan kelompok sebagai berikut:

a.       Pelayanan/pembeli layanan.
b.      Usaha/dagang.
c.       Organisasi.
d.      Teknololgi.
e.       Pekerjaan lapangan.
f.       Pengetahuan.
g.      Kebudayaan.
h.      Kesenian dan pertunjukan

2.4.2        Metode Behavioral Blau dan Kawan-Kawannya.
Seseorang memilih dan memasuki suatu pekerjaan tertentu, berbeda dengan satu dengan lainnya.
1.      Sekema konsepsual.
Pemilihan pekerjaan adalah suatu proses yang berlangsung lama dan dipengaruhi oleh factor penunjang, dan penghambat yang ada bersama dengan lamanya prossdes itu sendiri. pengalaman social, interaksi dengan orang lain, bakat, minat, aspiprasi orang tua, kondisi dan lingkungan kerja, kelas social ekonomi orang tua, hal yamg mempengaruhi keputusan dalam pemilihan pekerjaan.
2.      Proses memilih dan menyeleksi pekerjan.
Pilihan seseorang itu dimotivasir oleh dua factor yang berhubungan, yaitu:
a.       Kecenderumngannya  mendapat pelajaran.
b.      Pengharapan terhadap perubahan-perubahan
Kedua hal tersebut merupakan hasil belajar dari pengalaman social, dan tersusun secara kasar dalam model hirarki pada setiap individu.
3.      Factor yang menetukan dalammemasuki pekerjaan
Factor yang  menetukan dalam memasuki pekerjaan ada delapan macam yaitu:
a.       Kesempatan atau tuntunan anggota baru untuk dapat berkembang maju,mendapat hari libur .
b.      Kebutuhan fungsional
c.       Kebutuhan non fungsional.
d.      Ganjaran-ganjaran.
e.       Informasi tentang pekerjaan yang lengkap.
f.       Keterampilan teknik pekerjaan dalam bermacam tugas.
g.      Ciri-ciri social pekerja yang lain yang dapat mempengaruhi keputusan.
h.      Orientasi nilai masyarakat  yang relative menentukan signifikansi perbedaan bermacam-macam ganjaran, dan tarikan kekuatan yang di usahakan.
4.      Proses memasuki pekerjaan.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi,yaitu:
a.       Factor internal
Merupakan hasil dari pada proses perkembangan keperibadiaan yang berbeda-beda.
b.      Factor eksternal
Merupakan pokok-pokok dalam perubahan historis dalam setruktur social. Yang semuanya di pengaruhi oleh keadaan calon pekerja/pemilih pekerjaan pada masa launya.
5.      Teori proses memasuki pekerjaan
Pokok-pokok penting dari bahasa ini:
a.       Skema konseptual yang disajikan bukan suatu pengganti bukan suatu penganti bagi teori pemilihan , melainkan lebih dekat mrupakan kerangka penelitian.
b.      Struktur social mempengaruhi pemilihan pekerjaan dalam dua hal yang berbeda secara analisis,yaitu:
a)      Sebagai ukuran pengalaman social yang mempengaruhi perkembangan keperibadiaan.
b)      Sebagai kondisi kesempatan kerja yang membatasi realisasi pilihan dalam pekerjaan.
c.       Meskipun empat ciri individu dan empat yang ada pada pekerjaan telah dispesifikasikan, sebagai factor penentu dalam memasuki pekerjaan.
d.      Pemilihan pekerjaan dapat digambarkan sebagai proses perpaduan antara kecendrungan  dan harapan.
e.       Perlu ada perencanaan pada setiap individu dan perlu adanya keputusan yang cepat diambil individu.
f.       Para pekerja dalam memilih pekerjaannya harus melalui prosedur dengan syarat-syarat tertentu.
2.4.3        Metode Kognitif dari Ginzberg dan Super (Holland).
Dalam artikel ini Holland, mempunyai suatu pendekatan yang lebih komprehensip, dengan mengintegrasikan pengetahuan yang telah ada pada dasarnya, teori ini menganggap bahwa suatu pemilihan jabatan adalah hail dari interaksi antara hereditas dengan segala pengaruh kebudayaannya serta suasana,.
1.      Suasana pekerjaan.
Pengetrapan, intelektual, pelayanan, pengabdian, pengaturan, artistic.
2.      Orang dan pengembangannya.
Secara hirarkis suatu arah perkembangan pemilihan jabatan yang ada pada setiap individu selalu berorientasi padab penyesuaian enam suasana jabatan.hirarkis pada diri seseorang dapat di ukur oleh inventori minat, walaupun hal semacam itu hanya sekedar dugaan yang tidak lengkap tentang tingkat hirarkis.
3.      Model orientasi pribadi.
Orientasi pengetrapan, orientasi intelektual, orientasi pelayanan, orientasi pengabdian, orientasi pengaturan.orientasi artistic.
4.      Tingkat hirarkis.
Seseorang dalam memilih suatu jabatan, tergantung pada tingkat intelegensi dan penilaian terhadap dirinya, yaitu variable-variabel yang dapat diukur dengan test inteligensi dan dengan skala status diri.
5.      Interaksi antara pribadi dan lingkungan jabatan.

6.      Peranan hirarki perkembangan.
Dalam perkembangan seseorang akan terbentuk sederatan tingkatan sedemikian rupa sehingga seseorang mempunyai suatu urutan kecenderungan terhadap enam suasana pekerjaan.
7.      Pengetahuan pribadi dan jabatan.
Pengetahuan tentang diri sendiri mempunyai peranan untuk meningkatkan atau mengurangi ketetapan pilihan seseorang.
8.      Pengaruh-pengaruh dari luar
Factor luar akan mempengaruhi hirarki perkembangan seseorang kesempatan-kesempatan jabatan. Misalnya, menetukan luasnya kemungkinan pilihan, juga tekanan-tekanan social yang di berikan orang-orang, mempunyai hubungan erat dan akan mempunyai akibat yang penting.

2.4.4        Metode Transcedental (Super).
Konsep super dalam perkembangan jabatan yaitu, sehubungan dengan kematangan bekerja dan pentingnya konsep diri.
1.      Konsep umum.
a.       Pola-pola kemampuan pekerjaan.
b.      Pola identifikasi dan peranan mode yang didapat.
c.       Kontinuitas penyesuain.
d.      Tingkatan-tingkatan kehidupan.
e.       Pola karir.
f.       Perkembangan dapat dibimbing.
g.      Pengembangan hasil interaksi.
h.      Dinamika pola karir.
i.        Kemampuan kerja, perbedaan individu, status dan peranankepuasaan terhadap pekerjaan dan tugas.
j.        Pekerjaan sebagai pandangan hidup.
2.      Teori perkembangan jabatan.
a.       Keadaan individu.
b.      Perkembangan potensi untuk sejumlah pekerjaan tertentu.
c.       Pola kemampuan kerja.
d.      Identifikasi dan kesempatan berperan.
e.       Kontinyuitas penyesuaian.
f.       Pola karir.
g.      Arah pilih jabatan itu selalu berkembang dan dapat dibimbing.
h.      Perkembangan hasil interaksi.
i.        Dinamika dari pola karir.
j.        Kepuasaan kerja dan kepuasaan hidup.

2.4.5        Metode Developmental career counseling (Tiedeman).
Tiedeman dalam teorinya berpendapat bahwa keputusan untuk memilih jabatan tertentu merupakan rentetan akibat dari keputusan-keputusan yang diambil seseorang pada periode-periode kehidupannya dulu.
Ada dua periode dalam kehidupan yang penting yaitu periode antisipasi dan periode implementasi. Dikatakan bahwa perkembangan pola karir seseorang itu identik dengan perkembangan diri orang itu ditinjau proses memilih, keadaan ketika emasui periode tertentu dan kemajuan yang dicapai selama dalam periode tertentu.
            Menurut David Tiedeman, pengambilan keputusan itu dibagi menjadi dua, yaitu :
1.      Periode antisipasi
a.       Tahap eksplorasi, individu mengadakan penjajagan / penyelidikan terhadap pekerjaan yang dipilih.
b.      Tahap kristalisasi, dengan pemahaman diri serta pertimbangan alternatif pilihan terjadi kristalisasi/fokus pada pekerjaan yang akan dipilih.
c.       Tahap pengambilan keputusan (memilih)
Kaitan antara masalah individu dengan tujuan yang akan dicapai.



d.      Tahap spesifikasi atau klarifikasi.
Pada tahap ini individu akan lebih mencermati kesempatan yang lebih luas dan mendalam, sehingga dapat timbul perkiraan akan kebaikan masa mendatang. Dengan demikian akan menghasilkan tindakan yang lebih nyata dan terarah.
2.      Periode Implementasi.
Periode implementasi ini terdiri dari tiga tahap. yaitu :
a.       Induksi / Pembukuan
Pada tahap ini individu telah mendapatkan tujuan yang akan dicapai dan mengharapkan kerja sama antara teman sekerja dan atasan.
b.      Tahap transisi
Pada masa ini terjadi perubahan. Individu mulai berubah dari sikap responsif ke arah menanggapi dengan menyelaraskan antara tujuan dan kondisi lapangan yang dihadapi dan kadang-kadang bisa berubah.
c.       Tahap maintenance / pemeliharaan

















BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Bimbingan Karier adalah bantuan layanan yang diberikan kepada individu-individu untuk memilih, menyiapkan, menyesuaikan dan menetapkan dirinya dalam pekerjaan yang sesuai serta memperoleh kebahagiaan dari padanya.
Penyelenggaraan Bimbingan Karier yang diberikan di sekolah-sekolah dapat dilakukan melalui beberapa metode, yaitu ceramah dan narasumber, diskusi kelompok, pengajaran unit, sosiodrama, karyawisata karier, informasi melalui kegiatan ekstrakulikuler dan intrakulikuler, serta hari karier.

3.2  Saran
Berdasarkan makalah yang telah kami tuliskan dan sampaikan, maka diharapkan bagi pembaca semoga isi makalah ini mudah dipahami, dapat berguna, dan menambahkan wawasan yang lebih baik lagi dari makalah yang kami tuliskan. Jika ada kekurangan atau kesalahan dalam penulisan makalah ini mohon dimaklumi.














DAFTAR PUSTAKA


Syahada, Roosdi Achmad. Bimbingan dan Konseling dalam Masyarakat dan Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Rajawali, 1998.

Sukardi, Dewa Ketut Sukardi. Bimbingan Karier diSekolah-sekolah. Jakarta: Balai. 1987

Gani, Ruslam . Bimbingan Karier.(Bandung: PT Angkasa. 1987.

http://fadlatul.blogspot.co.id/2012/10/metode-metode-bimbingan-karir.html.




[1] Roosdi Achmad Syahada.Bimbingan dan Konseling dalam Masyarakat dan Pendidikan Luar Sekolah. (Jakarta:Rajawali, 1998). Hal. 15
[2] Dewa Ketut Sukardi.Bimbingan Karier diSekolah-sekolah. (Jakarta: Balai.1987).Hal. 22
[3] Gani, Ruslam A. Bimbingan Karier. (Bandung: PT Angkasa. 1987). Hal. 22
[4] Dewa Ketut Sukardi. Bimbingan Karier di Sekolah-sekolah. (Jakarta: Balai. 1987). Hal. 102

Tidak ada komentar:

Posting Komentar